Pernah merasa bingung harus fokus promosi di satu tempat saja atau menyebar ke banyak channel sekaligus? Buat kamu yang lagi mengembangkan bisnis, pilihan antara omni channel dan single channel bisa bikin dilema.
Soalnya, beda pendekatan bisa berdampak besar ke hasil. Jadi, kalau kamu ingin lebih paham soal strategi pemasaran online, yuk bahas dua model ini dan cari tahu mana yang paling cocok untuk kebutuhan bisnismu.
Single channel berarti kamu hanya fokus di satu saluran pemasaran utama. Misalnya, kamu cuma jualan lewat Instagram atau hanya lewat marketplace.
Keunggulan pendekatan ini:
Tapi, ada juga kekurangannya:
Kalau kamu baru mulai, model ini bisa jadi pilihan awal. Tapi seiring pertumbuhan bisnis, kamu perlu mempertimbangkan untuk memperluas jangkauan.
Omnichannel berarti kamu memanfaatkan beberapa saluran sekaligus dan menghubungkannya secara mulus.
Contohnya: pelanggan bisa lihat produk di Instagram, bertanya lewat WhatsApp, lalu beli di website atau marketplace.
Keunggulan dari strategi ini:
Namun, omnichannel juga punya tantangan:
Model ini cocok buat bisnis yang sudah berjalan dan ingin naik level, karena membantu membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan.
Efektif atau tidaknya sebuah strategi tergantung pada kebutuhan dan kesiapan bisnismu. Kalau kamu masih baru, belum punya tim, dan baru belajar soal pemasaran digital, single channel bisa jadi pilihan bijak untuk mulai.
Tapi kalau kamu ingin membangun brand yang kuat dan menjangkau pelanggan dari berbagai arah, maka strategi omnichannel bisa memberi hasil yang lebih maksimal.
Kunci dari efektivitas ada pada konsistensi dan pengelolaan. Jangan asal buka banyak channel tapi semuanya nggak terurus. Lebih baik sedikit tapi terawat, daripada banyak tapi kosong.
Misalnya kamu punya bisnis sepatu handmade:
Pilihannya tergantung kapasitasmu. Kalau kamu bisa mengelola semuanya dengan baik, omnichannel jelas punya potensi lebih besar.
Kalau kamu sudah merasa:
Itu tandanya kamu bisa mulai mempertimbangkan transisi ke strategi omnichannel.
Mulailah dengan dua channel dulu, misalnya Instagram dan WhatsApp. Setelah itu tambah marketplace, lalu kembangkan ke website. Lakukan bertahap agar kamu bisa belajar dan menyesuaikan strategi sambil jalan.
Memilih antara single channel dan omni channel nggak ada jawaban yang seragam. Kamu harus ukur kekuatan tim, waktu, dan budget.
Yang jelas, keduanya adalah bagian dari strategi pemasaran online yang bisa disesuaikan seiring perkembangan bisnismu.
Jadi, kamu nggak perlu buru-buru ada di semua tempat. Tapi kamu juga harus siap berkembang kalau ingin menjangkau lebih banyak pelanggan. Evaluasi secara rutin dan sesuaikan dengan hasil yang kamu dapat.
Saatnya bisnis kamu tampil menonjol di era digital! Dengan App & Community by Seefluencer, kamu bisa belajar strategi konten viral lewat Live Class, berdiskusi dengan pebisnis lain di komunitas WA, dan mengakses aplikasi pembelajaran yang praktis dan relevan.
Jangan cuma baca aja, langsung follow Instagram, TikTok, dan YouTube biar nggak ketinggalan update dan tips buat jadi influencer! Biar ilmunya makin komplit, kamu juga bisa beli Megacreator Book di sini!