KPI performance marketing yang wajib dipantau saat ngiklan. Bagaimana cara mengukur performa iklanmu? Kadang angka kelihatan bagus, tapi penjualan nggak naik.
Di sisi lain, ada iklan yang tampilannya biasa aja, tapi banyak yang beli. Supaya kamu nggak main tebak-tebakan, kamu perlu tahu apa saja KPI performance marketing yang bisa bantu kamu evaluasi iklan secara objektif dan strategis.
Yuk, kita bahas satu per satu metrik yang bisa jadi patokan saat kamu menjalankan kampanye.
CTR adalah rasio antara jumlah klik yang didapat iklan kamu dibanding jumlah tayangnya (impressions). Misalnya, kalau iklan tayang 1.000 kali dan diklik 100 orang, berarti CTR-nya 10%.
Semakin tinggi CTR, semakin relevan dan menarik iklan kamu buat audiens. Kalau CTR rendah, bisa jadi copy-nya kurang menarik atau visualnya kurang mengundang klik.
CPC menunjukkan berapa biaya yang kamu keluarkan setiap kali ada orang mengklik iklan kamu. Ini berguna banget buat tahu apakah iklan kamu boros atau efisien.
Kalau CPC terlalu tinggi tapi konversinya rendah, artinya kamu buang biaya di klik yang nggak berkualitas. Kamu bisa perbaiki target audiens atau kata kunci agar hasilnya lebih optimal.
Ini adalah presentase dari orang yang melakukan aksi setelah klik iklan, misalnya beli produk, daftar email, atau isi formulir.
Kalau iklan kamu diklik 500 kali dan 25 orang beli, berarti conversion rate-nya 5%. Ini KPI yang menunjukkan seberapa bagus halaman tujuan kamu dalam mengubah pengunjung jadi pelanggan.
CPA adalah total biaya yang kamu keluarkan untuk mendapatkan satu pelanggan baru. Ini metrik penting buat tahu apakah biaya promosi kamu setimpal dengan hasilnya.
Misalnya, kamu keluarin Rp200.000 buat iklan dan dapat 4 transaksi, berarti CPA kamu Rp50.000. Bandingkan angka ini dengan margin keuntungan kamu. Kalau lebih besar keuntungannya, berarti masih aman.
ROAS adalah metrik buat ngukur berapa banyak pendapatan yang kamu hasilkan dari setiap rupiah yang kamu keluarkan buat iklan.
Contoh: kalau kamu keluarin Rp1.000.000 buat iklan dan dapat penjualan Rp5.000.000, berarti ROAS kamu 5x. Semakin tinggi ROAS, semakin efisien kampanye kamu dalam menghasilkan uang.
Bounce rate menunjukkan berapa persen orang yang klik iklan kamu lalu langsung keluar tanpa melakukan apa-apa di halaman tersebut. Ini bisa jadi sinyal kalau halaman kamu nggak sesuai harapan mereka.
Kalau bounce rate tinggi, bisa jadi loading halaman lambat, copywriting di landing page nggak nyambung sama iklan, atau desainnya bikin orang kabur. Evaluasi dan sesuaikan biar iklan kamu nggak cuma dapet klik, tapi juga interaksi.
LTV adalah estimasi nilai total yang bisa kamu dapat dari seorang pelanggan selama mereka tetap berinteraksi dengan brand kamu.
Ini penting banget buat tahu berapa banyak kamu boleh “habiskan” untuk mendapatkan pelanggan baru.
Kalau rata-rata pelanggan kamu belanja Rp500.000 dalam setahun, dan CPA kamu Rp50.000, artinya LTV kamu bagus. Kamu tahu bahwa investasi iklan kamu akan balik dalam jangka panjang.
Kamu nggak perlu asal-asalan saat menjalankan iklan online. Dengan memahami KPI performance marketing dan memantau metriknya secara rutin, kamu bisa mengambil keputusan lebih bijak.
Evaluasi hasilnya, kembangkan strategi, dan nikmati berbagai manfaat performance marketing untuk meningkatkan keuntungan.
Mau jadi influencer yang nggak cuma eksis, tapi juga cuan? Yuk, gabung di App & Community by Seefluencer! Di sini, kamu bakal dapet strategi jitu, insight daging, dan kesempatan networking bareng kreator lainnya.
Jangan cuma baca aja, langsung follow Instagram, TikTok, dan YouTube biar nggak ketinggalan update dan tips buat jadi influencer! Biar ilmunya makin komplit, kamu juga bisa beli Megacreator Book di sini!
Pingback: 7 Manfaat Performance Marketing untuk UMKM dan Bisnis Online - Seefluencer