Visual Storytelling dalam membuat konten

Apa itu Visual Storytelling dalam Pembuatan Konten?

Media SosialSeptember 18, 2025

Apa itu visual storytelling dalam pembuatan konten? Di era konten yang serba cepat, teks yang terlalu panjang akan membuat perhatian mudah hilang.

Oleh karena itulah, kamu harus belajar visual storytelling agar kamu tahu teknik menyampaikan pesan lewat gambar, warna, ekspresi, dan urutan visual yang bisa bikin audiens paham tanpa perlu dijelaskan panjang lebar.

Apa Itu Visual Storytelling?

Visual storytelling adalah seni merangkai pesan melalui elemen visual agar audiens bisa menangkap makna secara instan. Bentuknya bisa berupa foto, ilustrasi, video pendek, infografis, atau bahkan carousel.

Tujuannya sederhana: membuat orang memahami ide dengan cepat dan emosional, tanpa perlu membaca banyak teks.

Visual storytelling bekerja karena otak manusia lebih cepat memproses gambar dibanding tulisan. Itu sebabnya satu ilustrasi bisa lebih melekat dibanding paragraf penjelasan.

Cara Penerapan Visual Storytelling

Penerapan Visual Storytelling
sumber:unsplash

Jangan bingung! Kamu bisa menggunakan teknik visual storytelling dengan mengikuti beberapa hal berikut. 

1. Komposisi Gambar

Komposisi adalah penataan elemen di dalam visual. Prinsip dasar seperti rule of thirds, leading lines, atau framing membantu mata audiens langsung ke bagian terpenting. Kalau kamu ingin menekankan produk, pastikan posisinya menonjol dan tidak terganggu elemen lain.

Dalam konteks ini, memahami content framework yang jelas juga sangat penting untuk memastikan bahwa elemen-elemen visual yang kamu gunakan mendukung tujuan utama dari konten tersebut.

Kontras juga bagian dari komposisi. Misalnya, meletakkan objek terang di latar gelap otomatis menarik perhatian.

Komposisi yang tepat membuat pesan lebih jelas tanpa perlu tambahan teks, dan menggunakan content framework yang baik akan membantu kamu untuk menjaga keseimbangan antara elemen visual dan pesan yang ingin disampaikan.

2. Penggunaan Warna

Warna punya bahasa sendiri. Merah memberi kesan energi dan urgensi, biru mencerminkan kepercayaan, hijau melambangkan kesegaran. Dengan memilih palet warna yang konsisten, kamu bisa membangun identitas brand sekaligus menciptakan mood tertentu.

Selain makna, warna juga memengaruhi keterbacaan. Kombinasi warna teks dan background harus kontras agar audiens mudah menangkap pesan. Warna yang salah bisa membuat pesan hilang meski desain sudah rapi.

3. Ekspresi Wajah

Dalam foto atau video, ekspresi wajah bisa berbicara lebih lantang daripada kata-kata. Senyum, tatapan mata, atau gestur tubuh mampu menyampaikan emosi yang langsung diterima audiens. Kalau kontenmu bertujuan membangun empati, gunakan ekspresi yang natural, bukan dibuat-buat.

Ekspresi juga berlaku pada objek non-manusia. Misalnya, ilustrasi dengan karakter kartun bisa memancarkan perasaan tertentu lewat bentuk mata atau garis wajah.

4. Logika Cerita

Visual storytelling bekerja paling efektif saat ada alur. Carousel Instagram adalah contoh sederhana: slide pertama memancing perhatian, slide berikutnya menjelaskan masalah, lalu slide terakhir memberi solusi. Urutan ini memandu audiens seperti membaca cerita, hanya saja tanpa paragraf panjang.

Dalam video pendek, urutan visual bisa berupa opening hook, pengenalan konflik, klimaks, lalu resolusi. Tanpa alur, visual hanya jadi potongan acak yang mudah dilupakan.

5. Simbol dan Metafora Visual

Simbol memperkuat storytelling karena membawa makna tambahan. Contoh: cahaya matahari bisa melambangkan harapan, jalan berliku menggambarkan perjuangan. Metafora visual ini membuat pesan lebih kaya dan emosional, walau disampaikan lewat satu gambar.

Gunakan simbol yang mudah dikenali audiens. Kalau terlalu abstrak, risiko salah tafsir akan lebih tinggi.

6. Konsistensi Gaya Visual

Brand yang kuat biasanya punya gaya visual konsisten: palet warna, tipografi, filter foto, hingga gaya ilustrasi. Konsistensi ini membangun identitas dan membuat audiens langsung mengenali kontenmu meski hanya sekilas.

Kalau gaya visual sering berubah, pesan jadi tidak stabil. Algoritma juga lebih mudah mengenali akun dengan pola visual yang konsisten.

Contoh Visual Storytelling

Beberapa brand sudah sukses menerapkan visual storytelling. Contohnya, IKEA menggunakan ilustrasi sederhana di katalog mereka untuk menjelaskan fungsi produk tanpa banyak kata.

Netflix memanfaatkan thumbnail film dengan ekspresi dramatis agar orang langsung tertarik. Semua contoh ini membuktikan visual bisa jadi bahasa universal yang menyatukan pesan.

Dengan memahami prinsip komposisi, warna, ekspresi, urutan visual, simbol, dan konsistensi, kamu bisa membuat konten lebih kuat tanpa bergantung pada caption panjang.

Jika kamu ingin membuat promosi yang lebih efektif, salah satu langkah penting adalah mempelajari cara membuat konten promosi yang menarik dan sesuai dengan karakter brandmu. Pada akhirnya, visual storytelling adalah cara paling cepat menghubungkan ide dengan emosi audiens.

Mau jadi influencer yang nggak cuma eksis, tapi juga cuan? Yuk, gabung di App & Community by Seefluencer! Di sini, kamu bakal dapet strategi jitu, insight daging, dan kesempatan networking bareng kreator lainnya. 

Jangan cuma baca aja, langsung follow Instagram, TikTok, dan YouTube biar nggak ketinggalan update dan tips buat jadi influencer! 

Biar ilmunya makin komplit, kamu juga bisa beli Megacreator Book di sini!

Leave a reply

Loading

Signing-in 3 seconds...

Signing-up 3 seconds...