Corporate Branding vs Personal Branding

Contoh Corporate Branding vs Personal Branding: Mana yang Tepat?

MarketingAugust 6, 2025

Contoh Corporate Branding vs Personal Branding: Mana yang Tepat? Ketika kamu punya bisnis sendiri, apakah kamu harus mulai tampil sebagai brand atau sebagai diri sendiri, terutama di media sosial?

Pertanyaan ini wajar banget muncul di benak pebisnis online, apalagi kalau kamu baru membangun brand dari nol.

Biar nggak bingung, yuk kenali dulu perbedaan dan contoh corporate branding dibandingkan personal branding, lalu tentukan mana yang lebih cocok buat kamu.

Apa Itu Corporate Branding dan Personal Branding?

Corporate branding adalah strategi branding yang fokus membangun identitas merek perusahaan. Mulai dari logo, nama, tone komunikasi, hingga tampilan visual yang konsisten di semua platform.

Sementara personal branding adalah strategi yang menonjolkan identitas individu sebagai representasi dari bisnis.

Biasanya digunakan oleh freelancer, pelatih, content creator, atau pemilik bisnis kecil yang masih dikelola sendiri.

Keduanya sama-sama bisa kuat. Yang membedakan adalah pendekatan dan skalanya.

Contoh Corporate Branding yang Konsisten

Supaya lebih jelas, ini beberapa contoh corporate branding yang sukses:

  • Gojek: Mereka punya identitas visual yang kuat (warna hijau, logo lingkaran), dan tone komunikasi yang khas—ramah dan lokal.
  • Tokopedia: Dengan maskot hijau dan gaya bicara yang sopan santai, Tokopedia berhasil membangun citra sebagai marketplace yang aman dan terpercaya.
  • Erigo: Brand fashion lokal yang memposisikan dirinya sebagai streetwear global. Semua kampanye visual mereka punya gaya yang seragam dan konsisten.

Brand-brand ini jarang menunjukkan siapa pendirinya di depan. Fokus mereka adalah membangun kepercayaan lewat sistem, kualitas, dan pengalaman pelanggan.

Contoh Personal Branding yang Bagus

Kalau kamu lebih suka jadi wajah utama bisnis kamu, ini beberapa contoh personal branding yang bisa kamu pelajari:

  • Rachel Vennya: Dari selebgram jadi pebisnis, ia membangun brand makanan dan fashion dengan wajah dan gaya komunikasinya sendiri.
  • Andovi & Jovial Da Lopez: Meski sekarang punya bisnis sendiri, mereka tetap membawa nama pribadi sebagai kekuatan brand.
  • Reza Arap: Dari gamer jadi pengusaha, brand-nya kuat karena persona yang khas dan gaya ngomong yang unik.

Personal branding biasanya cocok buat kamu yang ingin bangun relasi personal dengan audiens. Orang beli karena mereka percaya dan suka kamu sebagai individu.

Kapan Harus Pilih Corporate Branding?

Corporate Branding vs Personal Branding
sumber: unsplash

Corporate branding cocok kalau:

  • Kamu punya visi membangun bisnis yang bisa berdiri tanpa kamu sebagai wajah utama.
  • Kamu ingin membangun tim dan membagi peran secara profesional.
  • Kamu ingin bisnis terlihat lebih formal dan profesional sejak awal.
  • Kamu punya rencana ekspansi yang butuh identitas yang stabil dan bisa diwariskan.

Misalnya kamu bikin brand skincare. Dengan corporate branding, kamu bisa bikin identitas yang kuat dan meyakinkan, walaupun orang nggak tahu siapa foundernya.

Banyak cara membangun corporate branding yang bisa kamu temui di banyak platform digital. iku cara mereka dalam membangun branding company.

Kapan Cocok Pakai Personal Branding?

Personal branding cocok kalau:

  • Kamu adalah service provider: penulis, desainer, coach, atau konsultan.
  • Kamu ingin lebih dekat dengan audiens dan membangun komunitas.
  • Kamu baru mulai dan belum punya tim.
  • Kamu nyaman jadi wajah utama dan sering muncul di konten.

Dengan personal branding, kamu bisa lebih fleksibel dan cepat membangun koneksi. Tapi kamu juga harus siap jadi pusat perhatian, karena bisnis kamu bakal lekat dengan nama dan reputasimu.

Bisa Nggak Nge-gabungin Keduanya?

Bisa banget. Misalnya kamu mulai dari personal branding, lalu secara bertahap membangun corporate branding di belakangnya.

Atau sebaliknya, kamu punya brand bisnis, tapi tetap muncul di media sosial sebagai representasi yang lebih personal.

Strategi hybrid ini umum dilakukan. Contohnya:

  • Founder yang aktif di media sosial tapi bisnisnya tetap jalan sebagai entitas sendiri
  • Kreator yang bikin brand produk, tapi tetap promosi pakai akun pribadinya

Kesimpulan

Nggak ada yang lebih baik antara corporate atau personal branding. Yang penting, kamu tahu mana yang cocok dengan kepribadianmu, target audiens, dan arah bisnis kamu.

Kalau kamu merasa nyaman jadi wajah brand, go for personal branding. Tapi kalau kamu ingin brand yang bisa lepas dari sosok kamu, corporate branding bisa jadi pilihan yang pas.

Sekarang kamu sudah tahu perbedaan dan contoh corporate branding maupun personal branding. Yuk, mulai rancang strategi branding kamu dari sekarang, supaya bisnis kamu tumbuh dengan arah yang jelas!

Mau jadi influencer yang nggak cuma eksis, tapi juga cuan? Yuk, gabung di App & Community by Seefluencer!

Di sini, kamu bakal dapet strategi jitu, insight daging, dan kesempatan networking bareng kreator lainnya. 

Jangan cuma baca aja, langsung follow Instagram, TikTok, dan YouTube biar nggak ketinggalan update dan tips buat jadi influencer! 

Biar ilmunya makin komplit, kamu juga bisa beli Megacreator Book di sini!

Leave a reply

Loading

Signing-in 3 seconds...

Signing-up 3 seconds...