Berurusan dengan marketing produk secara digital berarti kamu harus menjajal beriklan lewat semua platform digital.
Namun, setelah mencobanya, kamu bakal langsung tahu bahwa kamu nggak bisa hanya sekadar pasang iklan untuk secara otomatis meningkatkan penjualan. Konversi akan tetap minim kalau kamu belum belajar advertising yang benar.
Jadi, dari manakah kamu harus mulai? Nah, coba baca artikel ini sampai habis agar kamu bisa belajar komponen dasar yang membentuk iklan efektif: copywriting, targeting, dan visual.
Copywriting adalah seni menulis untuk memengaruhi. Tujuannya bukan cuma informatif, tapi juga mendorong orang buat klik, daftar, atau beli.
Kalau kamu pikir copywriting cuma soal “kata-kata bagus”, itu kurang tepat. Copy yang bagus harus bisa:
Contohnya, daripada menulis “Diskon besar!”, kamu bisa bilang “Hemat sampai 50% hari ini saja—jangan sampai kelewatan!” Kata-kata seperti ini memberi urgensi dan dorongan emosional.
Copywriting juga harus menyesuaikan dengan audiens. Kamu nggak bisa pakai gaya bahasa yang sama untuk anak muda dan profesional senior. Jadi, sebelum menulis, kamu harus tahu siapa yang kamu ajak bicara.
Iklan yang bagus bisa gagal total kalau kamu menargetkan orang yang salah. Itulah kenapa targeting jadi salah satu fondasi dalam advertising.
Platform seperti Facebook Ads, Google Ads, dan TikTok Ads punya fitur targeting yang sangat detail. Kamu bisa menyaring audiens berdasarkan:
Misalnya kamu jual produk perawatan kulit remaja, kamu harus mengarahkan iklan ke usia 15–25 tahun yang tertarik pada skincare. Kalau kamu arahkan ke kelompok usia yang lebih tua, iklannya bisa jadi terlihat nggak relevan.
Targeting yang tepat membantu kamu menghemat biaya iklan dan meningkatkan konversi. Jadi, sebelum bikin iklan, tentukan siapa yang benar-benar butuh produkmu.
Di dunia digital yang serba cepat, visual punya peran besar untuk bikin orang berhenti scroll. Kamu cuma punya beberapa detik untuk menarik perhatian, jadi gambar atau video yang kamu pakai harus kuat.
Visual iklan harus:
Misalnya kamu jual kopi, tampilkan gambar kopi yang menggiurkan, bukan foto packaging saja. Gunakan warna yang kontras agar pesanmu mudah dibaca. Kalau kamu pakai video, pastikan hook-nya muncul di 3 detik pertama.
Kamu nggak perlu jadi desainer profesional untuk bikin visual yang oke. Gunakan tools seperti Canva atau CapCut, dan pelajari contoh visual iklan yang performanya tinggi.
Copywriting, targeting, dan visual bukan bagian yang berdiri sendiri. Mereka saling mendukung. Copy yang kuat bisa gagal kalau visualnya membosankan.
Targeting yang tepat bisa sia-sia kalau copy-nya nggak meyakinkan. Dan visual yang keren tetap butuh pesan yang jelas untuk bisa mengubah penonton jadi pembeli.
Itulah kenapa kamu harus memahami ketiganya saat belajar advertising. Mulai dari satu elemen dulu, lalu lanjut ke yang lain sambil terus praktik.
Kalau kamu baru mulai belajar, jangan langsung pasang iklan besar. Coba eksperimen kecil-kecilan dulu. Misalnya, pasang iklan Rp50.000 di Facebook dan ukur hasilnya. Dari sana kamu bisa belajar:
Gunakan data dari eksperimen kecil ini untuk memperbaiki iklanmu ke depannya. Lama-lama, kamu akan terbiasa membaca data dan menyesuaikan strategi dengan cepat.
Belajar advertising itu proses. Tapi kalau kamu pahami dasar-dasarnya, copywriting, targeting, dan visual, kamu sudah selangkah lebih siap untuk bikin iklan yang berdampak.
Apalagi jika kamu paham cara membuat konten promosi, maka akan lebih mudah untuk memulai proyek kecil-kecilan.
Jadi, jangan ragu untuk terus belajar advertising, karena skill ini bisa jadi senjata utama dalam membangun brand atau bisnis kamu.
Tingkatkan kualitas konten dan relasimu bersama App & Community by Seefluencer! Ikuti Live Class Bedah Konten, aktif di komunitas WA, dan pelajari strategi jitu lewat aplikasi pembelajaran yang terbukti efektif bagi ratusan alumni.
Jangan cuma baca aja, langsung follow Instagram, TikTok, dan YouTube biar nggak ketinggalan update dan tips buat jadi influencer!
Biar ilmunya makin komplit, kamu juga bisa beli Megacreator Book di sini!