Salah satu penilaian influencer yang paling umum adalah berdasarkan jumlah followers atau rata-rata view. Dari situ, influencer dibagi jadi beberapa kategori. Masing-masing punya keunggulan dan potensi pendapatan sendiri.
Makanya kamu harus tahu dulu jenis-jenis influencer biar bisa ngerti kamu masuk kategori mana dan bisa dapat kerja sama kayak apa. Yuk, kita bahas satu per satu jenisnya.
Biasanya punya followers di bawah 10.000. Walaupun terlihat kecil, justru tingkat engagement-nya cenderung lebih tinggi karena interaksinya lebih personal dan dekat.
Nano influencer cocok banget buat brand lokal atau UMKM yang cari konversi cepat dan butuh komunikasi langsung ke audiens.
Pendapatan per konten bisa mulai dari Rp100.000 sampai Rp500.000 tergantung platform dan niche kamu. Kalau kamu baru mulai, inilah fase awal yang harus kamu manfaatin buat bangun kredibilitas.
Jumlah followers-nya ada di kisaran 10.000 sampai 100.000. Jenis ini mulai dilirik oleh brand menengah sampai besar karena jangkauannya lumayan luas dan masih punya koneksi yang cukup dekat dengan followers.
Biasanya brand melihat niche, gaya komunikasi, dan konsistensi kamu bikin konten. Mikro influencer bisa dapet Rp500.000 sampai Rp5 juta per kolaborasi, tergantung platform dan campaign-nya.
Follower-nya ada di angka 100.000 sampai 500.000. Di tahap ini, kamu biasanya udah punya komunitas loyal dan dikenal di satu bidang tertentu, entah itu lifestyle, beauty, parenting, atau teknologi.
Brand besar udah mulai tertarik buat ngajak kerja sama jangka panjang. Pendapatannya bisa dari Rp5 juta sampai puluhan juta per konten, apalagi kalau dikemas dalam bentuk series konten atau campaign.
Kategori ini punya 500.000 sampai 1 juta followers. Audience-nya udah luas banget dan engagement tetap dijaga lewat tim atau strategi konten yang rapi.
Di titik ini, kamu udah dianggap sebagai “influencer profesional” dan bisa kerja sama dengan brand nasional atau internasional. Pendapatannya bisa mulai dari Rp15 juta sampai lebih dari Rp50 juta untuk satu campaign tergantung durasi dan kompleksitas project-nya.
Follower-nya udah di atas 1 juta. Biasanya influencer di level ini adalah public figure, selebgram, atau content creator yang viral di banyak platform. Reach-nya sangat besar, tapi tingkat engagement bisa lebih rendah dibanding nano atau mikro karena audiens-nya terlalu luas.
Budget yang dikeluarkan brand buat kerja sama di level ini bisa ratusan juta hingga miliaran rupiah untuk satu project. Di tahap ini, kamu biasanya udah kerja sama dengan manajemen atau agensi.
Sekarang brand juga mulai ngelihat dari rata-rata view, bukan cuma follower. Jadi kalau kamu aktif di TikTok atau YouTube Shorts, tapi followers belum banyak, kamu tetap punya peluang besar kalau view-mu konsisten tinggi.
Influencer dengan rata-rata view 10.000–50.000 per video bisa dapat tawaran mulai dari Rp1 juta ke atas. Ini ngebuktiin kalau konsistensi dan konten menarik bisa jadi kunci, bukan cuma angka followers.
Baca Juga: 7 Strategi Influencer yang Bisa Kamu Terapkan Saat Mulai Bikin Konten
Jenis-jenis influencer ini punya potensi sendiri. Kamu nggak perlu buru-buru ngejar followers sampai jutaan dulu. Fokus dulu di niche kamu, bangun komunitas, dan jaga kualitas konten.
Nano dan mikro influencer pun bisa dapet penghasilan yang stabil kalau tahu cara manfaatin peluang. Jadi sekarang, kamu bisa evaluasi diri: kamu ada di level mana dan apa yang bisa kamu lakukan biar naik ke level berikutnya?
Mau jadi influencer yang nggak cuma eksis, tapi juga cuan? Yuk, gabung di Bootcamp Seefluencer! Di sini, kamu bakal dapet strategi jitu, insight daging, dan kesempatan networking bareng kreator lainnya.
Jangan biarkan peluang jadi content creator sukses lewat begitu saja. Dengan buku “Mega Creator“, kamu akan belajar trik dan strategi praktis yang bisa langsung dipraktikkan. Ambil langkah pertamamu sekarang, pesan bukunya hari ini, dan buktikan mulai dari hari pertama ngonten.
Jangan cuma baca aja—langsung follow Instagram, TikTok, dan YouTube biar nggak ketinggalan update dan tips buat jadi influencer!