Sebagai content creator, kamu pasti bangga banget ketika mulai dapet tawaran kerja sama dari brand. Tapi, pemula pasti bingung harus pasang harga berapa atau gimana cara menulis penawaran buat brand. Nah, ini saatnya kamu belajar soal rate card konten kreator.
Rate card adalah daftar harga layanan yang kamu tawarkan sebagai konten kreator. Formatnya bisa dalam bentuk PDF, gambar, atau bahkan tabel sederhana di email.
Isinya bisa mencakup tarif untuk berbagai jenis konten: feed Instagram, story, video TikTok, YouTube, dan lainnya.
Rate card berguna buat kasih gambaran ke brand atau klien soal biaya kerja sama dengan kamu. Jadi, mereka bisa langsung tahu kamu bisa bantu di bagian mana dan berapa biayanya. Dokumen ini juga bikin kamu kelihatan lebih profesional dan memudahkan proses negosiasi.
Biasanya, rate card dipakai saat kamu mulai aktif menerima kolaborasi berbayar. Baik itu dari brand, agensi, atau bahkan UMKM yang mau promosi bareng kamu.
Menentukan harga itu nggak semudah asal pasang angka. Ada banyak faktor yang bisa kamu pikirkan supaya tarif kamu masuk akal dan tetap layak dihargai.
Kamu harus tahu dulu apa yang bikin kamu bernilai. Bisa dari jumlah followers, engagement rate, jenis konten yang kamu buat, atau niche kamu yang spesifik. Misalnya, akun kamu punya komunitas yang aktif dan loyal, itu udah jadi nilai besar di mata brand.
Bikin konten itu nggak cuma soal posting. Ada proses mikir ide, bikin konsep, produksi, editing, dan revisi. Semua itu makan waktu dan tenaga. Jadi pastikan harga yang kamu tetapkan bisa meng-cover semua kerjaan itu dengan layak.
Kalau kamu butuh waktu 2 hari buat satu video, maka tarifmu nggak bisa disamain sama yang bikinnya setengah jam.
Kamu bisa cek rate konten kreator lain yang levelnya mirip sama kamu. Tapi jangan mentah-mentah ikutin. Sesuaikan dengan kondisi kamu sendiri. Bisa aja kamu punya niche yang lebih sempit tapi lebih targeted, itu bisa bikin tarifmu lebih tinggi.
Baca Juga: Cara Menentukan Niche Kamu sebagai Content Creator
Story di Instagram tentu beda effort-nya sama video YouTube berdurasi 10 menit. Begitu juga dengan feed post dan TikTok. Jadi pastikan kamu bikin daftar harga berdasarkan jenis kontennya.
Contoh:
Nggak semua klien punya budget besar. Kamu bisa siapkan beberapa paket kerja sama atau penawaran yang bisa disesuaikan. Misalnya ada paket hemat untuk UMKM atau tarif khusus buat promosi bundling di beberapa platform sekaligus.
Dengan begitu, kamu tetap punya patokan, tapi tetap fleksibel saat negosiasi.
Rate card yang baik biasanya dilengkapi info singkat tentang siapa kamu, total followers, platform yang aktif kamu pakai, dan kontak yang bisa dihubungi. Kalau bisa, kasih juga link portofolio atau contoh konten yang pernah kamu buat.
Ini membantu klien lebih yakin buat kerja sama dan tahu apa yang bisa mereka harapkan dari kamu.
Menentukan rate card konten kreator memang butuh waktu dan trial-error. Tapi dengan pendekatan yang tepat, kamu bisa punya tarif yang realistis dan tetap dihargai sesuai kerja keras kamu.
Mau jadi influencer yang nggak cuma eksis, tapi juga cuan? Yuk, gabung di Bootcamp Seefluencer! Di sini, kamu bakal dapet strategi jitu, insight daging, dan kesempatan networking bareng kreator lainnya.
Jangan cuma baca aja—langsung follow Instagram, TikTok, dan YouTube biar nggak ketinggalan update dan tips buat jadi influencer!